Phobia Terhadap Mobil Ambulance? Ini Dia Cara Mudah Mengatasinya

Suara keras muncul tiba-tiba, entah darimana datangnya bisa memicu phobia terhadap mobil ambulance pada sebagian orang. Tentu hal ini tidak menyenangkan bagi siapa saja yang mendengarnya, karena sangat mengganggu.

Orang yang menderita kondisi mental fonofobia merasakan stress serta rasa cemas berlebihan ketika mendengar suara keras, seperti sirine. Tidak jarang orang dengan fonofobia menunjukkan reaksi ekstrem ketika mendengarnya.

Alasan Kebanyakan Orang Takut pada Mobil Ambulance 

Bunyi sirine ambulans membuat beberapa orang merasa cemas, panik, bahkan bergidik ngeri. Ternyata kondisi tersebut memang benar-benar menjadi sebuah gangguan bagi sebagian orang, terutama bagi tipe auditori.

Suara dari ambulans seringkali dikaitkan dengan keadaan darurat dan kecelakaan. Tipe suara repetitif seperti ini sudah cukup mengganggu bagi pendengarnya, bahkan bisa mengusik psikologis seseorang.

Setiap orang bisa menangkap rangsang eksternal kemudian otak akan mempresentasikannya ke dalam bentuk audio, gambaran, atau pengalaman tersendiri. Selalu ada sesuatu menonjol di antara ketiga aspek tersebut.

Efek sirine akan semakin terasa ketika seseorang mempunyai riwayat pernah kehilangan seseorang, seperti keluarga, kerabat, atau pasangan. Kondisi pandemi malah makin memperburuk keadaan, contohnya kesulitan mendapat pertolongan.

Tidak jarang, banyak orang sulit mendapatkan ambulans, bahkan harus menunggu dari pagi hingga petang untuk bisa menjalani prosesi pemakaman. Bagi orang dengan pengalaman tersebut, suara sirine menghubungkan dengan kejadian traumatis.

Faktor yang Mempengaruhi 

Mirip seperti kasus fobia lainnya, penyebab pasti fonofobia atau phobia terhadap mobil ambulance masih tidak diketahui dengan jelas. Namun faktor genetik dan pengalaman traumatis bisa menjadi pemicu kondisi ini. 

Salah satu traumanya yaitu mungkin pernah mengalami tragedi yang berhubungan langsung dengan ambulans. Jika seseorang menderita gangguan mental seperti skizofrenia, gangguan panik, anxiety disorder, depresi, OCD, juga menjadi pemicu utama.

Mengalami stress berkepanjangan apabila tidak mendapatkan pertolongan atau penanganan secara tepat, maka akan memunculkan phobia tertentu. Stress berpotensi menurunkan kemampuan seseorang mengatasi kecemasan dalam kondisi tertentu.

Jika anggota keluarga penderita menderita fonofobia, bukan tidak mungkin anggota keluarga lain juga akan merasakan hal yang sama. Faktor lain bisa disebabkan akibat pernah mengalami cedera atau kerusakan saraf otak.

Baca Juga : Ternyata Tidak Semua Warna Mobil Ambulance Putih

Gejala Gejala yang Muncul 

Phobia terhadap mobil ambulance bisa memunculkan gejala fisik maupun mental akibat dari rasa cemas dan takut secara berlebihan. Gejala-gejala tersebut akan sangat mengganggu penderitanya menjalani kehidupan secara normal.

Ketakutan, berkeringat, kecemasan, sesak nafas, detak jantung menjadi cepat (palpitasi), kepala terasa pusing, nyeri di bagian dada merupakan kumpulan gejala fobia. Terkadang penderita juga merasa kebingungan, sulit berbicara, dan mual.

Gejala yang ditemui pada orang dewasa kurang lebih sama seperti anak-anak. Dalam beberapa kasus, anak-anak lebih rentan menjadi sangat tertekan dan ketakutan saat mendengar suara keras hingga menutup telinga.

Namun pada anak-anak ketakutan akan suara keras bukan hanya disebabkan fonofobia, melainkan gangguan hiperakusis atau kelainan pendengaran. Telinganya akan menjadi sangat peka dan sensitif. Segera konsultasikan dengan dokter.

Langkah Awal Mengatasi Keluhan 

Fonofobia serta kondisi lainnya berkaitan dengan sensitivitas terhadap suara belum secara jelas bisa ditangani dengan baik. Mungkin sebagian orang sudah melakukan langsung konsultasi namun tidak mendapat jawaban memuaskan.

1. Terapi Pemaparan 

Dalam terapi pemaparan, pasien akan dihadapkan secara langsung dengan suara keras secara bertahap. Prosesnya dilakukan secara berulang sampai ketakutan menghilang perlahan-lahan. Tujuannya untuk mengurangi kepekaan indra pendengaran.

2. Relaksasi dan Konsumsi Obat-obatan 

Saat menghadapi gangguan kecemasan, usahakan tidak lepas kontrol diri dan tetap tenang. Dokter mungkin akan memberikan resep obat untuk menenangkan diri, tujuannya supaya pasien bisa lebih mengatasi keluhannya.

Apabila mengalami gejala semacam ini, Anda harus menghindari sumber kebisingan pemicu rasa cemas berlebihan untuk sementara waktu. Lakukan perawatan phobia terhadap mobil ambulance sampai keadaan membaik.